Selasa, 19 Mei 2009

Dunia Boleh Krisis Gereja Pentakosta Tidak !


















By.Sahala Napitupulu.

Ketika Amerika di bulan Desember 2008, digoncang oleh krisis ekonomi, negara-negara lain ternyata ikut limbung, termasuk Indonesia. Bahkan, beberapa perusahaan atau lembaga-lembaga keuangan ikut hancur dihantam oleh krisis ini, yang kemudian disebut orang sebagai krisis global. Dan ketika jarak ruang dan waktu antar negara-negara di dunia sekarang ini semakin pendek, bahkan hampir tanpa batas teritorial, oleh karena adanya internet, ternyata banyak juga orang bingung. Mereka tak tahu bagaimana seharusnya bersikap menghadapinya. Itulah akibat globalisasi, sesuatu yang ada didepan mata kita sekarang ini, yang telah membawa banyak perubahan terhadap kehidupan. Bahkan ada yang mengatakan dia telah memunculkan suatu peradaban baru.
Cuma, kearah mana gerangan dampak globalisasi ini akan berujung ? Itulah sebuah tanya yang telah lama dipikirkan banyak orang, termasuk oleh sekelompok rohaniawan beberapa waktu lalu. Jumlah mereka sekitar 600 orang. Mereka itu adalah para hamba Tuhan dari Gereja Pentakosta Indonesia. Mereka berkumpul dan berseminar selama tiga hari di gedung Padepokan Taman Mini Indonesia Indah pada akhir Maret lalu. Menurut Pdt.Pantur Silaban, S.E, selaku penggagas dan ketua panitia, bahwa untuk menggelar seminar para rohaniawan tersebut panitia mengganggarkan biaya sekitar Rp 400.000.000. Seminar dalam skala nasional tersebut digelar dengan tema : Kesiapan Gereja & Hamba Tuhan Menghadapi Krisis Global. Dan dasar firman Tuhan untuk seminar tersebut sebagaimana tertulis di dalam 2 Tim.3 : 1, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan datang suatu masa yang sukar.

Gereja Harus Mampu Menjawab

Dr.Rev.MH.Siburian, Mmin, selaku ketua umum Gereja Pentakosta Indonesia turut hadir dan memberi pengantar. Ia memaknai bahwa setiap zaman punya tantangannya sendiri. Dan Tuhan mendirikan gerejaNya diatas bumi ini harus mampu memberikan jawab atas tantangan setiap zaman. “ Gereja Tuhan bukanlah gereja kontemporer, melainkan gereja yang mampu berjalan dalam segala zaman dengan tantangannya, “ ujarnya.
Pimpinan dari 1100 sidang GPI dari seluruh wilayah nusantara ini melihat teknologi di era globalisasi kini telah merasuk sedemikian rupa. Semua arus informasi yang kita terima menjadi serba cepat. Sehingga kadang tak ada kesempatan bagi hamba Tuhan untuk memeriksa doktrin-doktrin yang disebarluaskan, apakah doktrin itu benar atau salah.
“ Jikalau dulu ada ajaran-ajaran yang salah menurut pemahaman gereja-gereja klasik,maka itu tidak berdampak secara langsung, karena mungkin itu hanya masuk dalam kalangan akademisi atau kalangan teolog saja. Tetapi, sekarang jika ada ajaran yang keliru, maka akan bisa sampai secara langsung kepada jemaat tanpa pendetanya tahu. Ia akan masuk tanpa saringan lagi dari pendetanya, “ urainya lebih lanjut. Karenanya, ia melihat seminar dengan tema globalisasi ini sangat relevan supaya para hamba Tuhan Gereja Pentakosta Indonesia memahami apa yang sedang terjadi ditengah dunia sekarang ini.
Pdt.Edison Pasaribu, Mth, dari Dirjen Bimas Kristen mewakili Menteri Agama RI, dalam sambutannya mengatakan perlunya umat GPI memiliki sikap pro-aktif terhadap situasi yang berkembang sekarang ini. “ Dalam situasi global sekarang ini kita tidak bisa lagi tinggal diam, kita tidak bisa lagi jalan sendiri atau masa bodoh dengan situasi yang ada. Tetapi, kita harus mengambil bagian didalamnya dan menyampaikan sikap yang positif untuk memberi sumbangsih yang terbaik untuk bangsa ini, “ ujarnya sebelum meresmikan pembukaan seminar.

Kotbah yang Pintar

Sementara Pdt.Dr.jacob Nahuway, MA, gembala sidang dari Gereja Bethel Indonesia jemaat Mawar Saron, salah seorang pembicara tamu, memaparkan rahasia kesuksesan pelayanannya berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab. Ia mengatakan jika pelayanan kepada Tuhan benar-benar dipersiapkan dengan baik, sesuai dengan prinsip firman Tuhan, gereja tidak hanya bertumbuh, tetapi juga mengalami kemakmuran. Dan ia memang telah membuktikannya, katanya. Jemaat Gereja Bethel Indonesia Mawar Saron yang dia gembalakan kini tak kurang dari sepuluh ribu jiwa, dengan empat kali ibadah pada tiap hari minggu dan memiliki bangunan gereja tak kurang dari Rp 100 miliar nilainya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
“ Persiapkan kotbahmu. Jika kotbahmu pintar, maka orang pintar juga yang akan datang kepadamu. Jika kotbahmu terdengar bodoh, maka orang bodoh juga yang akan datang padamu. Jadilah orang pintar yang berkotbah, “ ujarnya bersemangat. Katanya, dunia boleh saja mengalami krisis global, tetapi berkat Tuhan bagi umatNya tidaklah bergantung dari keadaan dunia ini. Sorga selalu merespon dan memberi jawaban sesuai dengan doa yang dinaikkan kepadaNya.

Pembicara lain yang diundang oleh panitia seminar adalah Pdt.Dr.Jimmy Oentoro (Senior Pastor IFGF GISI), Cornelius D.Ronowidjojo (Ketua Umum Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia) dan Rev.M.K.Bennet (Vicar from My Saviour Church, Singapore). Mereka juga berbicara tentang tantangan-tantangan gereja diakhir zaman dan sekaligus peluang-peluangnya. Dibalik bencana, dibalik krisis global ini, pasti tersimpan banyak kesempatan untuk semakin memperluas kerajaan Allah di bumi Indonesia ini. Demikian antara lain butir-butir paparan mereka.

Selain seminar juga dilangsungkan Kebaktian Kebangunan Rohani pada malam harinya. Seminar (27-28 Maret 2009, kemudian ditutup pada tgl.29 Maret dengan ibadah Minggu raya bersama. Dalam ibadah Minggu tersebut diadakan baptisan air, pemberkatan anak, pemberkatan guru-guru sekolah minggu dan perjamuan kudus. Adalah harapan banyak orang, hasil seminar ini tidak hanya akan memperluas cakrawala berfikir para hamba Tuhan GPI tentang dunia globalisasi. Setelah seminar, perlu pula dikongkritkan bahwa para peserta akan menghasilkan karya nyata untuk pengembangan pelayanan dan pertumbuhan jemaat lokal masing-masing.

* Keterangan photo, dari paling atas : Dr.Rev.MH.Siburian,M.Min, Pdt.Dr.Jacob Nahuway, MA, Pdt.Dr.Jimmy Oentoro dan sebagian hamba Tuhan peserta seminar.


* Tulisan ini telah dimuat sebelumnya di majalah TAPIAN edisi Mei 2009.

Seremonial





Krisis global telah memporak-porandakan ekonomi banyak negara, termasuk Indonesia. Dan imbasnya tidak hanya pada soal ekonomi, melainkan juga pada bidang sosial, politik dan keamanan suatu bangsa. Krisis global yang terjadi sekarang ini semakin menunjukkan adanya keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia. Dalam konteks tersebutlah digelarnya seminar nasional, 27-29 Maret 2009, oleh para hamba Tuhan dari Gereja Pentakosta Indonesia. Dengan mengambil tempat di padepokan Taman Mini Indonesia Indah, sekitar 600 orang para rohaniawan GPI yang datang dari belahan nusantara berkumpul mendengarkan para pembicara. Tampak Rev.MK.Bennet,Vicar from My Saviour Church,Singapore, salah seorang pembicara tengah menyampaikan buah pikirannya.

* Tulisan Seremonial ini sebelumnya telah dimuat dimajalah TAPIAN edisi Mei 2009

Minggu, 17 Mei 2009

Kaum Ibu GPI se-Jabodetabek dalam seminar


Dari rangkaian seminar nasional hamba Tuhan GPI, akhir Maret 2009 yang lalu, kaum ibu dari Gereja Pentakosta Indonesia se-Jabodetabek juga menyelenggarakan seminar di Padepokan Taman Mini Indonesia Indah. Dengan tema seminar mereka : Wanita yang Mempengaruhi.

Selasa, 25 November 2008



GIDEON HIDUPNYA UNTUK TUHAN

Di Pekan Baru, Kepulauan Riau, 28 Januari 1986, ia dilahirkan dan diberi nama Gideon Joshua Hutabarat. Nama itu diambil dari 2 tokoh pahlawan rohani yang terdapat dalam Alkitab, yaitu Gideon dan Joshua. Ia merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara, lahir dari pasangan Pdt.JB.Hutabarat dengan istri Ev.R.boru Pasaribu. Orangtuanya dikenal sebagai Gembala Sidang yang melayani jemaat di Gereja Pentakosta Indonesia, daerah Bengkulu.

Setelah melewati pendidikan Sekolah Dasar hingga SMU di Bengkulu, ia dikirimkan ke Jakarta untuk sekolah teologia. Maka tahun 2004 silam, Gideon Joshua pun terdaftar sebagai mahasiswa di Institut Teologia dan Keguruan Ibdonesia Jakarta (ITKI) atau lebih dikenal dengan nama Seminari Bethel, berlokasi di daerah Petamburan, Jakarta Pusat. Sembari kuliah, ia terlibat aktif dalam berbagai pelayanan gereja dan menaruh perhatian serius pada masalah kepemimpinan hamba Tuhan. Dan itulah kemudian yang menjadi dasar penulisan skripsinya.

Dengan metode angket, ia melampirkan skripsinya dengan data-data angket yang telah ia sebar kepada sekitar 60 orang orang pendeta dari Gereja Pentakosta Indonesia yang ada di wilayah Jabodetabek. Angket itu bersi pertanyaan-pertanyaan seputar kepemimpinan mereka dalam gereja. Dari jawaban angket tersebut, ia melihat masih rendahnya ternyata persepsi dan penerapan kepemimpinan hamba Tuhan tersebut. Namun, dalam Sidang skripsinya itu, ia dinyatakan lulus sebagai Sarjana Theologia dengan predikat Sangat Baik. Jadilah di Istora Senayan, Jakarta, Gideon Joshua di wisuda pada 23 Oktober 2008 baru lalu bersama 150 orang sarjana teologia lainnya. Selamat atas kelulusannya dan Tuhan Yesus memberkati.

(Sahala Napitupulu)




Senin, 13 Oktober 2008

PARA BLOGGER JUGA PENGINJIL

By.Sahala Napitupulu.

Kitab Matius ditutup dengan sebuah amanat agung dari Tuhan Yesus Kristus. Amanat itu untuk memberitakan InjilNya dan menjadikan semua bangsa menjadi muridNya. Injil itu harus diberitakan dari manusia kepada manusia tetapi untuk Tuhan. Media dan metodenya boleh saja berbeda. Tetapi, tujuannya jauh lebih penting yaitu untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dari kematian dan kuasa neraka.

Tidak ada yang tidak mungkin bagi pekerjaan Roh Kudus. Keselamatan hidup kekal itu bisa terjadi kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Yang penting disini mereka percaya kepada Yesus. Mereka percaya bahwa Yesus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup (Yohanes 14 : 6), dan keselamatan itu tidak ada didalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab dibawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang olehnya manusia dapat diselamatkan (Kisah para rasul 4 : 12).

Injil Yesus harus diberitakan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dari kematian dan kuasa neraka. Murid-murid Tuhan yang mula-mula sudah melakukannya. Tiap generasi kemudian melanjutkannya. Lalu, orang-orang Kristen sebelum mengenal media Online sudah mengambil perannya. Mereka memakai media cetak untuk memberitakan Yesus. Lalu, media film dan televisi juga digunakan untuk memberitakan Injil Yesus. Kini media Online merebak dan ini adalah bagian kita sekarang memberitakan Injil melalui dunia maya. Para Blogger Kristen, orang-orang yang bersentuhan dengan dunia internet, mengambil perannya disini.

Dunia internet, seperti Anda ketahui, telah banyak membuat orang jatuh kedalam kubangan dosa. Setiap hari, beribu-ribu orang masuk kedalam perangkap si iblis melalui situs-situs porno. Tua, muda bahkan anak-anak dengan mudah mengaksesnya. Melalui internet, para agen iblis itu juga menyebarluaskan ajaran-ajaran mereka. Ajaran-ajaran yang melawan kebenaran tentunya. Banyak jiwa telah meregang nyawa dan akan mati didalam dosa karena mengakses Website atau Situs mereka. Jadi, tidakkah Anda punya belas kasihan terhadap jiwa-jiwa yang meregang nyawa menuju kebinasaan itu ?

Anda bisa mengambil peran sekarang. Beritakanlah terus Injil Yesus dalam dunia internet melalui Blog Anda. Demi untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang sedang sekarat itu. Demi untuk kerajaanNya dan kemuliaan nama Tuhan Yesus. Blog Anda bisa menjadi perpanjangan tangan kasihNya. Blog Anda bisa menjadi perpanjangan langkah anugrahNya. Memberitakan Injil di dunia maya adalah sama dengan penginjilan di dunia nyata. Sekali lagi, karena tujuan itu tadi, yaitu untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dari kematian dan kuasa neraka.

Sahabat para Blogger kristen, pandanglah ini sebuah kesempatan yang indah. Berdoalah, kiranya Tuhan mengurapi--saya sengaja memakai kata “ mengurapi “ seperti yang sering kita sebutkan dalam ibadah di dunia nyata--Website atau Blog Anda. Jika ada jiwa-jiwa diselamatkan oleh karena mereka mengakses Blog Anda, saya percaya keselamatan mereka itu nyata dan bukan maya. Saya percaya itu bisa terjadi karena Roh Kudus lah yang menuntun orang itu supaya menemukan Website atau Blog Anda. Karena didalam Blog Anda ada Firman Allah, ada Injil Keselamatan yang diberitakan. Jangan pernah membatasi kuasa Roh Kudus untuk melakukan karyaNya. Sekali lagi, Roh Kudus bisa memakai Website Anda sebagai alatNya supaya orang bertobat dan percaya kepada Yesus. Dari percaya baru kemudian jiwa mereka diselamatkan.

Sebab, bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia ? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, kalau tidak ada yang memberitakanNya ? (Roma 10 : 14) “

Tentu Anda tahu, jika ada satu orang saja bertobat dan jiwanya diselamatkan, para malaikat disorga akan bersorak-sorai. Dan Anda pun patut bersuka cita karena Roh Kudus telah memakai Blog Anda, sehingga ada orang yang bertobat dan diselamatkan. Jadi, selama masih ada kesempatan, marilah kita lakukan apa yang menjadi bagian kita dan Roh Kudus akan melakukan apa yang menjadi bagiannya. Anda setuju ?








Rabu, 24 September 2008

Sudahkah Anda Menerima Roh Kudus ?

By Sahala Napitupulu

Sudahkah Anda menerima Roh Kudus ketika Anda menjadi percaya ? Itulah pertanyaan yang diajukan oleh Paulus kepada 12 murid di kota Efesus. Pertanyaan itu diajukan sekitar 20 abad silam. Tetapi, hingga hari ini masih tetap relevan untuk diajukan kepada setiap orang percaya. Sudahkah Anda menerimaNya ?

Nama atau sebutan Roh Kudus boleh jadi sudah sering Anda dengar. Anda serukan. Anda Agungkan dan Anda nyanyikan. Tetapi, diatas semua itu pastikan dahulu, apakah Anda sudah mengenal dan menerimaNya ? Apa yang terlintas dalam pikiran saya ketika membuat tulisan ini amat sederhana : selama masih ada kesempatan perkenalkan Roh Kudus itu kepada banyak orang. Bersaksilah tentang Roh Kudus. Mengapa ?

Pertama, Karena Dia terkenal tapi sering tidak dikenal. Banyak orang mengira Roh Kudus itu aliran kepercayaan, padahal bukan. Sebagian yang lain mengira Roh Kudus itu gerakan, padahal bukan. Mereka mengiranya sistem, padahal Roh Kudus itu bukan sistem. Mereka mengiranya nilai-nilai, padahal Roh Kudus itu bukan nilai-nilai. Roh Kudus juga bukan ideologi. Jika demikian, siapakah Roh Kudus itu ?

Kedua, Mungkin Dia dikenal tapi samar-samar. Banyak orang bicara tentang pengalaman mereka dalam pengurapan Roh Kudus. Kuasa Roh Kudus. Karunia Roh Kudus hingga ke Bahasa Roh. Tetapi, itu dia, ketika diminta untuk dijelaskan malah sering jadi tidak jelas. Karena mereka sering mencampur baurkan antara Apa, Siapa dan Bagaimana. Yang ditanya, siapakah Roh Kudus, yang mereka jawab tentang karunia-karunia Roh Kudus (jelas enggak pas). Tapi oke deh, yang penting mereka enggak buta sama sekali. Paling tidak, dan saya pikir itu jauh lebih baik, mereka sudah menerima baptisan Roh Kudus, sudah merasakan pengalaman luar biasa dalam pengurapan Roh Kudus. Daripada tahu banyak tentang Roh Kudus (baca hanya belajar secara teologia) tapi belum pernah dibaptis oleh Roh Kudus. Belum pernah mengalami dahsyatnya dibawah pengurapan Roh Kudus ? Wah, pasti rugi dong.

Kehadiran Roh Kudus di bumi telah banyak dituliskan didalam Alkitab. Tetapi kesulitannya ialah karena kehadiranNya dalam berbagai manifestasi. Bukan satu atau dua, tetapi banyak manifestasi.Ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes pembaptis di sungai Yordan, Alkitab mencatat kehadiran Roh Kudus disitu dalam rupa burung merpati. Tentu saja, Roh Kudus bukan burung merpati.

Ketika 120 murid yang berkumpul di Yerusalem, mereka menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta. Alkitab mencatat kehadiran Roh Kudus disitu dalam rupa lidah nyala api. Tentu saja, lidah nyala api itu bukan Roh Kudus. Dalam Alkitab, kehadiran Roh Kudus pun dinyatakan dengan banyak lambang. Dia sering dilambangkan seperti air yang mengalir, curahan minyak, tiupan angin, kabut dan tetesan embun pagi. Tetapi, lambang tetap saja lambang dan Roh Kudus tetap saja Roh.

Waktu Tuhan Yesus mau take off dari bumi menuju ke sorga, kepada murid-muridNya Dia berkata aka mengutus seorang penolong yang lain. Menurut sebuah buku yang pernah saya baca, kata si pengarang buku, kata Yunani yang dipakai disitu adalah Allos dan bukan Heteros. Arti kedua kata tersebut sama : seorang penolong yang lain. Yang berbeda adalah kedudukan atau jabatannya. Penjelasan sederhananya begini. Kalau seorang Gubernur mengutus seorang yang lain sebagai pengganti dirinya, misalnya seorang Walikota , maka kata yang dipakai disini ialah Heteros. Walikota tersebut memang diutus, tetapi jabatan strukturalnya dibawah sang Gubernur. Namun, jika seorang Gubernur mengutus Gubernur yang lain, maka kata yang dipakai disini haruslah Allos. Karena secara struktural jabatan mereka sama atau setara. Nah, ketika Yesus berbicara akan mengutus seorang penolong yang lain, maka kata sipengarang buku tentang Roh Kudus tersebut, kata yang dipakai disitu adalah Allos. Kenapa ? Karena seorang penolong lain, yang Yesus maksudkan disitu ialah Roh Kudus yang setara dengan diriNya !

Apa artinya itu ? Artinya, sang penolong tersebut adalah seorang pribadi. Sebagai seorang pribadi, Roh Kudus itu berarti mempunyai intelek, mempunyai perasaan, mempunyai kehendak, mempunyai integritas. Dia sama seperti Yesus. Integritas Roh Kudus disini ialah sebuah pribadi dengan predikat 3 Maha : Maha Kudus, Maha Kasih dan Maha Kuasa.

Sebagai pribadi Itu berarti, Roh Kudus pun bisa bersuka cita. Roh Kudus pun bisa berduka cita. Firman Allah katakana : janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah menjelang hari penyelamatanmu. Sudahkah sekarang Anda mengenalnya ? Sudahkah Anda menerimanya ketika Anda menjadi seorang percaya ? Andalah yang menjawabnya ****


Kamis, 28 Agustus 2008

Teladan Dari Yohanes Pembaptis

By Sahala Napitupulu


Nama Yohanes pembaptis sudah kondang. Dialah seorang nabi yang mengakhiri Perjanjian Lama tetapi sekaligus merintis jalan bagi Perjanjian Baru. Dialah yang mempersiapkan pelayanan Yesus selanjutnya. Di sungai Yordan tempatnya Yohanes berkotbah. Dan karena kotbah-kotbahnya banyak orang Israel bertobat dan memberi diri mereka dibaptis.

Peertanyaannya : mengapa banyak orang Israel bertobat setelah mendengarkan kotbah-kotbahnya ? Apakah kemampuan retorika Yohanes ini begitu hebat ? Apakah kemampuan Homeliotika (seni berkotbah) Yohanes ini luar biasa ? Teramat meragukan jika itu penyebab pertamanya. Tapi saya percaya, kuasa Roh Kudus lah yang melampaui segala seni berbicara dan berkotbah.

Dialah nabi yang sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya sebagai orang yang akan merintis jalan untuk pelayanan Yesus. Dan padanya ada kuasa Roh Kudus. Bahkan semasih dalam rahim ibunya, Yohanes ini sudah melonjak kegirangan ketika mendengar salam dari Maria. Alkitab juga katakan dalam Lukas 1 : 15-16, melalui malaikat Gabriel Allah sudah menyatakan kepada Zakharia dan Elisabeth, kedua orangtua Yohanes, bahwa Elisabeth akan mengandung bayi istimewa. " Sebab dia akan besar dihadapan Tuhan. Ia tidak akan minum anggur atau minuman keras, dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya. Ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka. "

Adalah sama halnya kita temui pada diri Petrus ketika dia sudah dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus pada hari Pentakosta itu. Petrus hanya dengan satu kali berkotbah waktu itu langsung ada 3000 jiwa bertobat ! Jadi hal pertama, seorang pengkotbah yang penuh urapan Roh Kudus akan nampak dari hasilnya. Seperti Yohanes pembaptis dan Petrus diatas.

Pengkotbah yang penuh urapan ketika menyampaikan kotbahnya, maka firman Tuhan itu akan meluncur dari mulutnya bagaikan sebuah anak panah. Anak panah itu melesat dan menancap pada hati, jiwa dan roh para pendengarnya. Itu sebabnya dikatakan, firman Tuhan itu kemudian dapat membedakan antara pertimbangan hati dan pikiran, antara sum-sum dengan tulang.

Milikilah urapan Roh Kudus dalam kotbah Anda, dalam kesaksian Anda, dalam puji-pujian Anda, maka akan nyata ada kuasa dalam pelayanan Anda. Yesus berkata : Tetapi kamu akan menerima kuasa itu apabila Roh Kudus turun atas kamu. Dan kitab Zakharia berkata : Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainka dengan Roh Tuhan.

Hal kedua, yang patut kita teladani dari Yohanes pembaptis ini tentu saja mengenai isi kotbahnya itu sendiri. Yang saya maksud, kotbah-kotbah Yohanes pembaptis bukan untuk menyenangkan telinga orang yang mendengar. Bukan. Yohanes adalah pengkotbah tipikal to the point, langsung tanpa basa-basi. Bahkan dari segi sopan-santun berbahasa, Anda pasti setuju Yohanes pembaptis termasuk kasar. Mereka yang mendengarkan kotbahnya waktu itu disebutnya sebagai keturunan ular beludak ! Bukan keturunan Abraham ! Artinya bagi Yohanes, bukan waktunya untuk lelucon dan berhumor ria jika sudah berurusan dengan dosa maut. Kebenaran harus dinyatakan sebagaimana adanya, sekalipun resikonya kemudian dia dipenjarakan oleh Herodes dan kepalanya dipenggal karena menegor dosa sang raja itu.

Namun saya tidak mengatakan humor itu tidak penting. Saya tahu ada banyak hamba Tuhan yang juga dipakai Tuhan secara luar biasa dengan kotbah-kotbahnya yang penuh humor. Mereka tahu menempatkan saat mana humor itu diperlukan. Tetapi humor akan salah kaprah kalau dijadikan tujuan untuk membuat para pendengar tertawa terbahak-bahak, namun tidak menghasilkan pertobatan. Anda tentu setuju dengan saya, bahwa tidak ada ceritanya dalam Alkitab orang bisa masuk ke sorga karena tertawa terbahak-bahak, melainkan orang yang mau menangisi kesalahan dan dosa-dosanya lalu bertobat.

Hal ketiga, yang patut kita teladani adalah kesaksian Yohanes adalah tentang Yesus. Yohanes inilah yang bersaksi tentang jalan kebenaran, tetapi dengan jujur mengakui bukan dia jalan kebenaran itu, melainkan Yesus. Yohanes inilah yang bersaksi tentang terang tetapi dengan jujur mengakui bukan dia terang itu, melainkan Yesus. Alkitab katakan, saat Yohanes tengah berkotbah di sungai Yordan dan banyak orang datang mendengarkan dia, lalu diantara kerumunan orang banyak itu ternyata ada Yesus, maka Yohanes segera menunjuk kepada Yesus. Yohanes berkata kepada orang banyak disitu : Lihatlah Anak Domba Allah yang akan menghapus dosa dunia !

Yohanes tidak mengambil kesempatan untuk mencuri kemuliaan Yesus, untuk mengambil kemuliaan bagi dirinya sendiri. Tidak. Justru Yohanes ini menegaskan kepada orang banyak disitu bahwa Yesus lah yang harus mereka dengarkan ! Pada hal pada waktu itu nama Yohanes pembaptis sudah sedemikian kondang, sudah sedemikian populer. Bahkan banyak orang waktu itu mulai berpikir kalau-kalau dialah Mesias yang ditunggu-tunggu itu. Orang mulai bertanya-tanya, diakah Mesias itu ? Namun kita lihat sikap Yohanes menanggapi hal itu dengan rendah hati. Yohanes inilah yang berkata : Dia (Yesus) harus semakin besar tapi aku harus semakin kecil. Bahkan untuk membuka tali kasutnya pun aku tidak layak !

Bagaimana dengan pelayanan Anda ? Pernahkah Anda berdiri diatas mimbar pelayanan dan memanfaatkan mimbar itu untuk mencari popularitas dan keuntungan pribadi ? Atau untuk maksud memuliakan diri sendiri ? Jangan mencuri kemuliaan Tuhan ! Yohanes pembaptis telah memberi teladan bagi kita, bahwa mimbar pelayanan itu bukan untuk memuliakan diri sendiri, melainkan untuk memuliakan nama Tuhan Yesus.

Perhatikanlah juga peristiwa ketika Yesus dimuliakan diatas gunung. Tampak wajah Yesus berobah rupa seperti matahari terangnya. Ada roh Elia dan Musa disitu. Murid-murid yang menyaksikan peristiwa itu jatuh tersungkur. Tapi ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat yang lain, kecuali Yesus seorang diri. Anda mengerti maksudnya ? Kiranya demikian.***