Kamis, 14 Agustus 2008

Tercengang Dan Termangu-Mangu

By Sahala Napitupulu.

Membaca Alkitab sering membuat saya tercengang dan termangu-mangu. Bagaimana bisa terjadi hanya dengan 5 roti dan 2 ekor ikan Yesus bisa memberi makan 5000 orang lebih dan bahkan masih bersisa 12 bakul penuh. Bagaimana cara membaginya ? Saya juga tercengang dan termangu-mangu membaca, betapa hanya dengan sorak-sorai umat Israel, setelah mereka mengelingi dengan Tabut Allah selama enam hari, maka tembok-tembok kota Yeriko itu bisa roboh. Apa hubungannya ? Lalu bayangan Petrus bisa menyembuhkan orang sakit, demikian juga dengan sapu tangan Paulus. Bagaimana prosesnya ?

Lebih kurang 2000 tahun silam, tepatnya pada hari Pentakosta, ada sekelompok orang tercengang dan termangu-mangu menyaksikan murid-murid Yesus berdoa. Pada waktu mereka mengadakan kebaktian doa, tiba-tiba Roh Kudus turun ditengah-tengah mereka yang diawali terdengarnya suatu bunyi seperti tiupan angin keras. Kemudian tampak seperti lidah-lidah nyala api bertebaran diatas kepala mereka. Saya bisa membayangkan rumah doa itu pasti penuh dengan hadirat dan kemuliaan Tuhan.

Ada tiupan angin keras dan lidah-lidah seperti nyala api. Itulah manifestasi hadirat Allah atau manifestasi dari kehadiran Roh Kudus pada murid-murid itu. Sekarang bagaimana dengan ibadah Anda ? Adakah Roh Kudus hadir dalam pelayanan dan ibadah Anda ? Apakah Anda percaya ? Mungkin Anda berkata Ya. Tetapi kemudian Anda berkata, jika Roh Kudus dalam ibadah kami, mengapa tidak ada nyala api bertebaran diatas kepala kami ? Anda tidak perlu bingung. Jawabannya : Tuhan selalu hadir dengan banyak cara.

Adakalanya Tuhan hadir dalam bentuk nyala api. Tetapi adakalanya dalam bentuk awan supaya bisa dilihat melalui mata jasmani manusia. Namun, adakalanya Tuhan hadir melalui angin sepoi-sepoi bukan untuk dilihat tetapi untuk dirasakan. Ketika nabi Elia di goa di gunung Horeb, Allah menyatakan diri pada Elia. Allah berkata : “ Elia, keluarlah dan berdirilah diatas gunung itu dihadapan Tuhan. “ Maka nabi itu pun berdiri di gunung Horeb dan Tuhan pun lewat. Apa yang terjadi ? Pertama, terjadi tiupan angin besar dan keras sehingga bukit-bukit batu disitu terpecah dan berterbangan. Namun, Elia merasakan tidak ada Tuhan dalam angin yang keras itu.Kedua, setelah angin yang keras berlalu, datang menyusul gempa bumi. Namun, Elia merasakan tidak ada Tuhan dalam gempa itu.

Ketiga, sesudah gempa berlalu datanglah api. Tetapi Elia tahu didalam api itu juga tidak ada Tuhan. Keempat, baru sesudah api berlalu, datanglah angin sepoi-sepoi biasa. Apa yang terjadi ? Elia ternyata tidak tahan, sehingga ia harus menutupi mukanya dengan jubahnya karena Tuhan ternyata ada didalam angin sepoi-sepoi itu (I Raja-Raja 19 :11-13). Pernyataan akan kehadiran Allah bisa dengan banyak cara. Allah kita maha kuasa. Itu sebabnya, kita sering tercengang dan termangu-mangu mana kala Tuhan sudah menyatakan kehadiranNya.

Kembali kepada peristiwa hari Pentakosta tadi. Di dalam rumah, para murid itu sedang beribadah. Diluar rumah, ada sekelompok orang (bukan orang-orang beriman) sedang mengamati. Mereka berasal dari berbagai suku bangsa dan bahasa : Persia, Media, Yunani, Mesopotamia, Pontus, Mesir dan Asia lainnya. Apa yang membuat mereka bingung, ialah karena dari luar ternyata mereka bisa mendengar para murid itu berdoa dan berkata-kata diluar bahasa ibu mereka. Artinya, para murid itu bukan lagi berdoa dalam bahasa Ibrani tetapi sudah dalam berbagai macam bahasa.

Mereka tercengang dan termangu-mangu. Dari mana murid-murid Yesus itu tiba-tiba bisa berdoa dalam bahasa “ asing “ ? Ini yang disebut, kalau orang menerima baptisan Roh Kudus maka mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru. Ada yang menyebutnya karunia berbahasa lidah. Tetapi orang Yunani menyebutnya Glosolalie. Sedangkan Yesus menyebutnya sebagai tanda-tanda orang percaya. “ Tanda-tanda ini akan menyertai orang percaya. Mereka akan mengusir setan-setan dalam namaKu dan mereka aka berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru “ (Mark.16:17-18)

Tetapi rupanya perkara itu sungguh tak masuk akal pikiran mereka. Mereka kemudian mengejek para murid itu sedang mabuk anggur. Apa sebabnya ? Karena mereka bukan orang-orang rohani, sedangkan perkara yang mereka lihat adalah perkara rohani. Pada hal perkara rohani hanya bisa dinilai secara rohani. Rasul Paulus berkata : Tetapi manusia duniawi tidak bisa menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan dan ia tak dapa memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani (I Kor.2: 14)

Adakah yang membuat Anda tercengang dan termangu-mangu akhir-akhir ini ? Perkara-perkara apa saja yang membuat Anda tercengang dan termangu-mangu ? Mungkin Anda tidak memahaminya kenapa ini bisa terjadi, kenapa itu bisa terjadi. Bukankah seharusnya begini, tapi kenapa jadinya begitu. Jawabannya : Memang tidak semua hal bisa kita pahami. Yang penting Anda bisa menilainya secara rohani bahwa Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Anda setuju ?***

Tidak ada komentar: