Kamis, 28 Agustus 2008

Teladan Dari Yohanes Pembaptis

By Sahala Napitupulu


Nama Yohanes pembaptis sudah kondang. Dialah seorang nabi yang mengakhiri Perjanjian Lama tetapi sekaligus merintis jalan bagi Perjanjian Baru. Dialah yang mempersiapkan pelayanan Yesus selanjutnya. Di sungai Yordan tempatnya Yohanes berkotbah. Dan karena kotbah-kotbahnya banyak orang Israel bertobat dan memberi diri mereka dibaptis.

Peertanyaannya : mengapa banyak orang Israel bertobat setelah mendengarkan kotbah-kotbahnya ? Apakah kemampuan retorika Yohanes ini begitu hebat ? Apakah kemampuan Homeliotika (seni berkotbah) Yohanes ini luar biasa ? Teramat meragukan jika itu penyebab pertamanya. Tapi saya percaya, kuasa Roh Kudus lah yang melampaui segala seni berbicara dan berkotbah.

Dialah nabi yang sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya sebagai orang yang akan merintis jalan untuk pelayanan Yesus. Dan padanya ada kuasa Roh Kudus. Bahkan semasih dalam rahim ibunya, Yohanes ini sudah melonjak kegirangan ketika mendengar salam dari Maria. Alkitab juga katakan dalam Lukas 1 : 15-16, melalui malaikat Gabriel Allah sudah menyatakan kepada Zakharia dan Elisabeth, kedua orangtua Yohanes, bahwa Elisabeth akan mengandung bayi istimewa. " Sebab dia akan besar dihadapan Tuhan. Ia tidak akan minum anggur atau minuman keras, dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya. Ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka. "

Adalah sama halnya kita temui pada diri Petrus ketika dia sudah dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus pada hari Pentakosta itu. Petrus hanya dengan satu kali berkotbah waktu itu langsung ada 3000 jiwa bertobat ! Jadi hal pertama, seorang pengkotbah yang penuh urapan Roh Kudus akan nampak dari hasilnya. Seperti Yohanes pembaptis dan Petrus diatas.

Pengkotbah yang penuh urapan ketika menyampaikan kotbahnya, maka firman Tuhan itu akan meluncur dari mulutnya bagaikan sebuah anak panah. Anak panah itu melesat dan menancap pada hati, jiwa dan roh para pendengarnya. Itu sebabnya dikatakan, firman Tuhan itu kemudian dapat membedakan antara pertimbangan hati dan pikiran, antara sum-sum dengan tulang.

Milikilah urapan Roh Kudus dalam kotbah Anda, dalam kesaksian Anda, dalam puji-pujian Anda, maka akan nyata ada kuasa dalam pelayanan Anda. Yesus berkata : Tetapi kamu akan menerima kuasa itu apabila Roh Kudus turun atas kamu. Dan kitab Zakharia berkata : Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainka dengan Roh Tuhan.

Hal kedua, yang patut kita teladani dari Yohanes pembaptis ini tentu saja mengenai isi kotbahnya itu sendiri. Yang saya maksud, kotbah-kotbah Yohanes pembaptis bukan untuk menyenangkan telinga orang yang mendengar. Bukan. Yohanes adalah pengkotbah tipikal to the point, langsung tanpa basa-basi. Bahkan dari segi sopan-santun berbahasa, Anda pasti setuju Yohanes pembaptis termasuk kasar. Mereka yang mendengarkan kotbahnya waktu itu disebutnya sebagai keturunan ular beludak ! Bukan keturunan Abraham ! Artinya bagi Yohanes, bukan waktunya untuk lelucon dan berhumor ria jika sudah berurusan dengan dosa maut. Kebenaran harus dinyatakan sebagaimana adanya, sekalipun resikonya kemudian dia dipenjarakan oleh Herodes dan kepalanya dipenggal karena menegor dosa sang raja itu.

Namun saya tidak mengatakan humor itu tidak penting. Saya tahu ada banyak hamba Tuhan yang juga dipakai Tuhan secara luar biasa dengan kotbah-kotbahnya yang penuh humor. Mereka tahu menempatkan saat mana humor itu diperlukan. Tetapi humor akan salah kaprah kalau dijadikan tujuan untuk membuat para pendengar tertawa terbahak-bahak, namun tidak menghasilkan pertobatan. Anda tentu setuju dengan saya, bahwa tidak ada ceritanya dalam Alkitab orang bisa masuk ke sorga karena tertawa terbahak-bahak, melainkan orang yang mau menangisi kesalahan dan dosa-dosanya lalu bertobat.

Hal ketiga, yang patut kita teladani adalah kesaksian Yohanes adalah tentang Yesus. Yohanes inilah yang bersaksi tentang jalan kebenaran, tetapi dengan jujur mengakui bukan dia jalan kebenaran itu, melainkan Yesus. Yohanes inilah yang bersaksi tentang terang tetapi dengan jujur mengakui bukan dia terang itu, melainkan Yesus. Alkitab katakan, saat Yohanes tengah berkotbah di sungai Yordan dan banyak orang datang mendengarkan dia, lalu diantara kerumunan orang banyak itu ternyata ada Yesus, maka Yohanes segera menunjuk kepada Yesus. Yohanes berkata kepada orang banyak disitu : Lihatlah Anak Domba Allah yang akan menghapus dosa dunia !

Yohanes tidak mengambil kesempatan untuk mencuri kemuliaan Yesus, untuk mengambil kemuliaan bagi dirinya sendiri. Tidak. Justru Yohanes ini menegaskan kepada orang banyak disitu bahwa Yesus lah yang harus mereka dengarkan ! Pada hal pada waktu itu nama Yohanes pembaptis sudah sedemikian kondang, sudah sedemikian populer. Bahkan banyak orang waktu itu mulai berpikir kalau-kalau dialah Mesias yang ditunggu-tunggu itu. Orang mulai bertanya-tanya, diakah Mesias itu ? Namun kita lihat sikap Yohanes menanggapi hal itu dengan rendah hati. Yohanes inilah yang berkata : Dia (Yesus) harus semakin besar tapi aku harus semakin kecil. Bahkan untuk membuka tali kasutnya pun aku tidak layak !

Bagaimana dengan pelayanan Anda ? Pernahkah Anda berdiri diatas mimbar pelayanan dan memanfaatkan mimbar itu untuk mencari popularitas dan keuntungan pribadi ? Atau untuk maksud memuliakan diri sendiri ? Jangan mencuri kemuliaan Tuhan ! Yohanes pembaptis telah memberi teladan bagi kita, bahwa mimbar pelayanan itu bukan untuk memuliakan diri sendiri, melainkan untuk memuliakan nama Tuhan Yesus.

Perhatikanlah juga peristiwa ketika Yesus dimuliakan diatas gunung. Tampak wajah Yesus berobah rupa seperti matahari terangnya. Ada roh Elia dan Musa disitu. Murid-murid yang menyaksikan peristiwa itu jatuh tersungkur. Tapi ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat yang lain, kecuali Yesus seorang diri. Anda mengerti maksudnya ? Kiranya demikian.***

Tidak ada komentar: